Langsung ke konten utama

Doa dan Kebetulan Relatif

https://rumaysho.com/tag/doa
Jika suatu peristiwa terjadi bersamaan, misalnya lahirnya seekor kucing dengan lahirnya seorang bayi manusia secara bersamaan, disebut apakah peristiwa semacam ini? Peristiwa ini tidak memiliki hubungan kausalitas. Lahirnya seekor kucing tidak meniscayakan lahirnya serang bayi manusia. Dan lahirnya seekor kucing bukanlah suatu sebab dari lahirnya bayi manusia. Jika waktunya bertepatan bukan berarti keduanya memiliki suatu hubungan niscaya.


Jika tahun 2012 sampai 2016 hasil panen tembakau berhasil (artinya kualitas dan harga jualnya tinggi), tidak menutup kemungkinan bahwa pada tahun 2017 akan berhasil. Banyak sekali petani tembakau yang terkadang mengalami gagal panen pada tahun pertama dan kedua, namun berhasil pada tahun ketiga dan keempat. Tahun kelima dan keenam gagal lagi dan berhasil lagi pada tahun ketujuh. Siklus keberhasilan dan kegagalan panen tambakau tidak bisa diprediksi, namun kemungkinan untuk gagal dan berhasil selalu ada. Hal ini berarti bahwa dalam pengulangan kita tak bisa memastikan bahwa suatu hasil akan memberikan hasil yang sama pada pengulangan berikutnya. Bahkan pengulangan kesepuluh kali pun tidak akan meniscayakan pengulangan ke sebelas.
Hal-hal yang dipaparkan di atas oleh Baqir Shadr dalam bukunya Belajar Logika Induksi disebut dengan kebetulan relatif. Suatu peristiwa yang tidak sama dengan peristiwa sebelumnya dimana peristiwa ini dipengaruhi oleh subjektivitas, dan terkadang manusia tak mampu menjangkau penyebab dari peristiwa yang berbeda ini. Kebetulan relatif ini bisa dianalisis dengan observasi dan penelitian. Kebetulan relatif bersifat faktual dan tidak dapat diprediksi.
Kebetulan relatif seringkali terjadi secara tiba-tiba dan tidak disangka. Bulan April sampai Oktober adalah musim kemarau, kemudian di beberapa daerah mengalami kekeringan, tak selang berapa lama hujan bisa turun. Atau ketika sebuah gunung diprediksi akan meletus berdasarkan aktivitas vulkaniknya, namun entah kenapa gunung itu tidak jadi meletus sebagaimana yang terjadi pada gunung merapi Magelang kala itu. Lantas apa yang menyebabkan kebetulan relatif ini terjadi?
Ketika sebagian daerah mengalami kekeringan, kita tidak tahu bahwa ratusan orang berdoa agar hujan turun. Hal ini terjadi juga pada gunung merapi, ratusan orang berdoa agar gunung merapi tidak meletus tahun itu, dan faktanya demikian. Tak hanya itu, seringkali hal-hal yang secara ilmiah seharusnya terjadi, namun kebetulan relatif terkadang terjadi secara tidak ilmiah. 
Misal ketika kakak saya kecelakaan dan divonis gagar otak sedang, dokter memprediksi bahwa masa pemulihan akan lama. Hal yang sebaliknya terjadi, kakak saya sembuh dalam waktu yang sangat singkat, dokter pun mengatakan bahwa ini adalah suatu keajaiban. Banyak lagi keajaiban (kebetulan relatif) terjadi dan terkadang tidak rasional.
 Ini adalah alasan mengapa saya sebut bahwa sebab dari kebetulan relatif ini tidak dapat kita jangkau, karena hal tersebut diluar kemampuan kita. Maka jika kita analisis, doa dan kebetulan relatif adalah suatu hal yang saling terkait. Doa adalah pemicu terjadinya suatu kebetulan relatif yang tak mampu dijangkau manusia. Tuhan berkata ‘Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Aku kabulkan.’
Doa akan dikabulkan melalui 5 cara:
  • Langsung dikabulkan
  • Dikabulkan namun dalam jangka waktu yang lama
  • Diganti dengan yang lebih baik
  • Dikabulkan pada ahli warisnya
  • Dikabulkan saat di akhirat
Semakin sering kita berdoa, semakin banyak kebetulan relatif terjadi. Maka kita tidak boleh berhenti berdoa karena doa adalah satu-satunya harapan manusia.
Wallahualam bi shawab
Salam atasmu wahai kekasih ilahi, kota yang tiada apapun kecuali ilmu. Jiwa yang tiada apapun kecuali cinta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Malas, sudut pandang Kimia

Memang malas bisa dipelajari dari kimia? Jawabannya Ya. Tentu bisa.  Kenapa bisa begitu?  Karena manusia sendiri adalah makhluk kimia. Coba kita bedah badan kita, dari yang paling umum deh. Kita hidup butuh bernafas, nah yang kita hirup itu oksigen (O2). Senyawa kimia kan? kemudian ketika oksigen masuk ke dalam tubuh siapa yang mengikat oksigen? Darah. Iya darah. Darah itu apa sih? Kok bisa mengikat oksigen? Tentu saja darah itu senyawa kimia Struktur darah merah (sumber:sigmaaldrich.com) Nah itu baru darah. Belum yang lainnya, misal di dalam tubuh kita ada enzim.  Kalau buka kamus enzim itu biokatalisator. Katalis sendiri adalah senyawa yang berfungsi untuk mempercepat suatu reaksi, atau isitilah kerennya menurunkan energi aktivasi.  Gak perlu dijelaskan apa itu energi aktivasi karena ini bukan kuliah tentang reaksi kimia ya. Nah terus enzim itu sebenarnya apa sih kok bisa mempercepat reaksi. Enzim itu suatu protein. Protein itu setau kita kan nutrisi tub

Kenali Musuhmu

Haram Sayyidah Fathimah Al Maksumah Zhareeh Imam Khomeini Benarkah kita Husseiniyyah? Refleksi Asyura Oleh:  Mahdiya AzZahra . Bismillahirrahmanirrahim Allahumma shalli ala Muhammad wa ali Muhammad  . Siapakah musuh kita yang sesungguhnya?  Banyak dari kita saat ini saling membenci, mengumpat, melontarkan ujaran kebencian, menyindir, mencibir, bahkan mungkin dengan kata2 yang tidak pantas diucapkan oleh orang yang mengaku beragama, mencelakai, menyakiti, meneror, dsb. Agama berisi syariat yang sesuai dengan jiwa manusia dan mengantarkannya menuju kesempurnaan. . Faktanya, orang2 yang mengaku beragama justru bertolak belakang dari hakikat agama itu sendiri. Darimanakah ini semua berasal? Sesungguhnya apa dan siapa yang kita benci? Kita sebut kelompok lain adalah musuh kita. Marilah kita berpikir kembali benarkah ia musuh kita?  . Apakah ia Syimran (pembunuh Imam Hussein) ataukah ia Yazid (tuannya Syimran) atau justru ia adalah pengikut Imam Hussein. Syimran dengan jelas mengata

Rumah Imam Khomeini

Tempat Imam menyampaikan kajian Kitab-kitab karya Imam Ruangan  Pintu dalam rumah Imam Pintu depan rumah Imam Di rumah ini pertama kalinya Imam Khomeini menyuarakan perlawanannya terhadap rezim. Di rumah ini pula Imam dikepung oleh tentara rezim. Ketika para tentara itu mengepung rumah Imam, Imam mengatakan pada keluarganya, "Kalian tidak ada urusannya dengan mereka, tetaplah disini dan biarkan aku yang menghadapi mereka sendiri." Kemudian Imam keluar rumah, seketika para tentara itu gemetar karena aura sufi sang Imam, betapa mulianya Imam Khomeini hingga para tentara yang baru melih atnya saja sudah gemetar. Para tentara dengan tubuh yang masih bergetar itu akhirnya membawa Imam menuju Tehran untuk diasingkan dan sepanjang perjalanan itu pula para tentara gemetar merasakan aura Sang Sufi itu. Imam kemudian diasingkan ke Irak, Turki, dan Perancis. Rumah Imam Khomeini itu kemudian dijadikan basis perlawanan terhadap rezim hingga akhirnya r