Langsung ke konten utama

Kenali Musuhmu

Haram Sayyidah Fathimah Al Maksumah

Zhareeh Imam Khomeini

Benarkah kita Husseiniyyah?
Refleksi Asyura
Oleh: Mahdiya AzZahra
.
Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma shalli ala Muhammad wa ali Muhammad 
.
Siapakah musuh kita yang sesungguhnya? 
Banyak dari kita saat ini saling membenci, mengumpat, melontarkan ujaran kebencian, menyindir, mencibir, bahkan mungkin dengan kata2 yang tidak pantas diucapkan oleh orang yang mengaku beragama, mencelakai, menyakiti, meneror, dsb. Agama berisi syariat yang sesuai dengan jiwa manusia dan mengantarkannya menuju kesempurnaan.
.
Faktanya, orang2 yang mengaku beragama justru bertolak belakang dari hakikat agama itu sendiri. Darimanakah ini semua berasal? Sesungguhnya apa dan siapa yang kita benci? Kita sebut kelompok lain adalah musuh kita. Marilah kita berpikir kembali benarkah ia musuh kita? 
.
Apakah ia Syimran (pembunuh Imam Hussein) ataukah ia Yazid (tuannya Syimran) atau justru ia adalah pengikut Imam Hussein. Syimran dengan jelas mengatakan di depan Imam Hussein bahwa ia lebih mencintai dunia daripada kebenaran sesaat sebelum ia membunuh Imam Hussein. Hal ini menunjukkan kebodohan Syimran yang disertai dengan kesadaran, ia juga sengaja menutup mata dari kebenaran.
.
Banyak orang hanya mengikuti apa kata kelompoknya, mengikuti apa kata pemimpinnya. Kita hanya mengikuti kata2 itu tanpa memverifikasi kebenarannya. Kita telah menjadi budak dari kelompok kita atas nama solidaritas. Kita telah menjadi budak dari pemimpin kita atas nama loyalitas dan kefanatikan. Dan parahnya lagi hal itu dibungkus dengan doktrin agama.
.
Pertanyaannya?
Memang betul demikian doktrin agama, lantas apakah betul penafsirannya demikian? 
Apakah yang dimaksud dengan kewajiban kita membela agama Allah itu adalah memerangi orang yang tidak bersalah? 
Apakah yang dimaksud dengan berjuang di jalan Allah adalah mengkafirkan orang lain? Apakah jihad adalah menyesatkan orang lain? 
Sebenarnya apakah kita memahami apa yang kita sandangkan pada orang lain? Apakah kita memahami apa yang dilakukan dan diyakini orang lain? 
Apakah tuduhan kita terhadap orang lain itu disertai dengan data2 yang valid? 
Kita sendiri sadar betul bahwa memfitnah, mengkafirkan, menyesatkan, mencelakai orang lain bertentangan dengan agama dan kemanusiaan.
.
Tapi kita menutup mata dari segalanya hanya karena doktrin agama yang sebetulnya tidak kita pahami dengan benar, hanya karena solidaritas dan loyalitas dalam kebodohan. Musuh kita adalah Syimran. Dan Syimran adalah kebodohan yang melekat pada jiwa. Maka sebelum kita menyalahkan orang lain dan menganggap orang lain adalah musuh kita, berpikirlah dahulu, jangan sampai apa yang kita anggap musuh sebenarnya adalah kebenaran. Sedangkan apa yang kita anggap kebenaran sebenarnya adalah kebodohan yang kita pelihara.
.
Musuh kita sesungguhnya adalah diri kita sendiri. Selama kita masih menutup mata dari kebenaran maka selama itulah kita adalah Syimran yaitu kebodohan yang disertai dengan kesadaran.
.
Wallahualam bi shawab. Semoga kita tidak termasuk dalam golongan Syimran.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Malas, sudut pandang Kimia

Memang malas bisa dipelajari dari kimia? Jawabannya Ya. Tentu bisa.  Kenapa bisa begitu?  Karena manusia sendiri adalah makhluk kimia. Coba kita bedah badan kita, dari yang paling umum deh. Kita hidup butuh bernafas, nah yang kita hirup itu oksigen (O2). Senyawa kimia kan? kemudian ketika oksigen masuk ke dalam tubuh siapa yang mengikat oksigen? Darah. Iya darah. Darah itu apa sih? Kok bisa mengikat oksigen? Tentu saja darah itu senyawa kimia Struktur darah merah (sumber:sigmaaldrich.com) Nah itu baru darah. Belum yang lainnya, misal di dalam tubuh kita ada enzim.  Kalau buka kamus enzim itu biokatalisator. Katalis sendiri adalah senyawa yang berfungsi untuk mempercepat suatu reaksi, atau isitilah kerennya menurunkan energi aktivasi.  Gak perlu dijelaskan apa itu energi aktivasi karena ini bukan kuliah tentang reaksi kimia ya. Nah terus enzim itu sebenarnya apa sih kok bisa mempercepat reaksi. Enzim itu suatu protein. Protein itu setau kita kan nutrisi tub

Rumah Imam Khomeini

Tempat Imam menyampaikan kajian Kitab-kitab karya Imam Ruangan  Pintu dalam rumah Imam Pintu depan rumah Imam Di rumah ini pertama kalinya Imam Khomeini menyuarakan perlawanannya terhadap rezim. Di rumah ini pula Imam dikepung oleh tentara rezim. Ketika para tentara itu mengepung rumah Imam, Imam mengatakan pada keluarganya, "Kalian tidak ada urusannya dengan mereka, tetaplah disini dan biarkan aku yang menghadapi mereka sendiri." Kemudian Imam keluar rumah, seketika para tentara itu gemetar karena aura sufi sang Imam, betapa mulianya Imam Khomeini hingga para tentara yang baru melih atnya saja sudah gemetar. Para tentara dengan tubuh yang masih bergetar itu akhirnya membawa Imam menuju Tehran untuk diasingkan dan sepanjang perjalanan itu pula para tentara gemetar merasakan aura Sang Sufi itu. Imam kemudian diasingkan ke Irak, Turki, dan Perancis. Rumah Imam Khomeini itu kemudian dijadikan basis perlawanan terhadap rezim hingga akhirnya r