Langsung ke konten utama

Kebergantungan pada Keberadaan


https://www.linkedin.com/pulse/from-dust-existence-computing-mind-reality-abid-syed
Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma shalli ala Muhammad wa ali Muhammad
Pembahasan ontologi adalah pembahasan tentang wujud (keberadaan). Wujud sebagaimana yang telah sering disebutkan adalah ada. Ada bersifat mandiri karena segala sesuatu di alam ini ada, ada merupakan realitas objektif yang keberadaannya bisa dibuktikan secara ilmiah dan empiris. Dan tidak mungkin segala sesuatu itu tidak ada karena tidak ada sendiri merupakan konsep dan tidak memiliki realitas di alam. Kita tidak bisa menunjuk tidak ada di alam. Maka wujud itu sendiri adalah absolut, karena tidak ada yang bisa membantah keberadaannya.
Segala sesuatu di alam ini adalah wujud (ada). Bintang, bulan, matahari, hewan, tumbuhan dan manusia sendiri adalah wujud (ada). Keberadaan kita di alam ini tentu dapat kita buktikan secara ilmiah, maka manusia adalah jelas adanya. Dan ada itu yang kemudian kita indra dan kita persepsi dalam suatu apa (mahiyah). Wujud yang terikat pada mahiyah disebut dengan maujud. Maka segala sesuatu di alam ini yang ada adalah maujud karena segala sesuatu ini terikat pada mahiyah.  Dan di dalam kemaujudannya terdapat wujud yang menjadi dasar dari sesuatu itu. Tanpa wujud, maka tak akan ada mahiyah, dan tak akan ada maujud. Dengan demikian dapat kita katakan bahwa sesungguhnya segala sesuatu di alam ini bergantung, yaitu bergantung pada wujud (ada).
Jika dianalogikan wujud itu seperti lautan tanah liat. Segala sesuatu di lautan itu adalah tanah liat. Sekilas, tanah liat adalah sesuatu yang tidak memiliki bentuk, tanah liat adalah tanah liat itu sendiri. Kemudian tanah liat dapat dibentuk menjadi sesuatu, seperti kuali, sendok, gelas, patung, meja, kursi. Maka tanah liat itu kini kita sebut melalui keApaannya yaitu kuali, sendok, gelas, dsb. Kita tidak lagi menyebut sesuatu itu sebagai tanah liat melainkan keApaannya. Namun di dalam sesuatu itu sendiri, misal kuali terdapat tanah liat sebagai unsur penyusun materinya, dan karena fungsinya kita sebut dengan kuali untuk membedakan tanah liat yang satu dengan tanah liat yang lainnya (sendok, gelas, dsb). Dengan demikian keberadaan kuali, sendok, gelas tersebut bergantung pada tanah liat, karena tanpa tanah liat kuali, sendok dan gelas tidak akan ada.
Maka begitu juga dengan manusia, hewan, tumbuhan, dsb yang merupakan pembentukan dari wujud (ada). Disebut manusia untuk membedakan dengan wujud (hewan, tumbuhan, matahari) yang lain berdasarkan bentuk yang dimiliki.  Pertanyaan yang muncul kemudian siapakah yang membentuk segala maujud-maujud ini?
Maka kita akan katakan bahwa ada yang menggerakkan wujud (ada) menjadi sesuatu yang memiliki bentuk. Sesungguhnya kita manusia ini berasal dari wujud itu sendiri namun seakan-akan kita terpisah karena kita memiliki mahiyah. Padahal kita sendiri adalah bagian dari wujud itu sendiri yang mana sebelum memiliki mahiyah sebagai manusia kita adalah wujud. Meskipun kini kita memiliki mahiyah bukan berarti kita terpisah karena kita berasal dari wujud yang sama, kita pun memiliki sifat-sifat yang sama. Sebagaimana kuali dari tanah liat yang memiliki sifat-sifat yang sama dengan tanah liat diantaranya adalah rapuh. Maka ketika kuali dibanting ia akan pecah dan kembali menjadi asalnya yaitu tanah liat.
Dalam istilah teologi, wujud (wujud absolut) yang menggerakkan wujud itu sendiri sehingga memiliki esensi disebut dengan Tuhan. Maka dikatakan bahwa Tuhan itu meliputi segala sesuatu dan ada dimana-mana karena Tuhan lah yang menjadikan sebagian dirinya menjadi alam semesta ini termasuk manusia.
Kenapa dikatakan bergantung? Karena manusia dan alam semesta ini tidak akan terbentuk tanpa ada yang membentuk. Maka hubungan manusia dengan (wujud) Tuhan adalah hubungan kebergantungan dimana di dalam diri manusia itu sendiri terdapat (wujud) Tuhan dan tanpa Tuhan manusia tidak akan terlihat sebagai mahiyah manusia.
Jika kita meminjam bahasa Platon, kita katakan bahwa seringkali manusia lupa. Lupa bahwa manusia berasal dari Wujud yang dibentuk oleh Wujud absolut. Benar kata Platon bahwa ketika manusia turun ke alam material, manusia menjadi lupa. Sehingga ketika manusia yang awalnya adalah wujud diberi mahiyah, ia menjadi lupa. Maka kita perlu kembali mengingat agar kita bisa kembali pada asal kita yaitu wujud absolut. Salah satu cara agar kita dapat kembali adalah dengan jalan syariat, tarikat dan hakikat. Dimana dari perjalanannya, manusia akan mengalami tiga keadaan jiwa yaitu nafsul ammarah, nafsul lawwamah, dan nafsul muthmainnah. Ketika berada dalam keadaan nafsul ammarah, jiwa akan cenderung menyesali perbuatan-perbuatan yang telah dilakukan dimasa lalu. Kemudian jiwa akan berhati-hati dalam bersikap dan berbuat serta waspada (nafsul lawwamah), maka hati akan merasakan ketentraman dan ketenangan (nafsul mutmainnah).
Wallahu’alam bi shawab

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumah Imam Khomeini

Tempat Imam menyampaikan kajian Kitab-kitab karya Imam Ruangan  Pintu dalam rumah Imam Pintu depan rumah Imam Di rumah ini pertama kalinya Imam Khomeini menyuarakan perlawanannya terhadap rezim. Di rumah ini pula Imam dikepung oleh tentara rezim. Ketika para tentara itu mengepung rumah Imam, Imam mengatakan pada keluarganya, "Kalian tidak ada urusannya dengan mereka, tetaplah disini dan biarkan aku yang menghadapi mereka sendiri." Kemudian Imam keluar rumah, seketika para tentara itu gemetar karena aura sufi sang Imam, betapa mulianya Imam Khomeini hingga para tentara yang baru melih atnya saja sudah gemetar. Para tentara dengan tubuh yang masih bergetar itu akhirnya membawa Imam menuju Tehran untuk diasingkan dan sepanjang perjalanan itu pula para tentara gemetar merasakan aura Sang Sufi itu. Imam kemudian diasingkan ke Irak, Turki, dan Perancis. Rumah Imam Khomeini itu kemudian dijadikan basis perlawanan terhadap rezim hingga akhirnya r...

Drama korea, yes or no?

Joseon (sumber:korea.net) Drama korea memang menjadi idola dari kebanyakan remaja di Indonesia. Bukan hanya remaja, ibu-ibu pun ikut menikmati keseruan drama korea, apalagi dengan berbagai lika liku cerita dan pemainnya yang cantik dan cakep, remaja laki-laki pun ikut menyukai drama dari negeri ginseng ini.  Saya sendiri termasuk orang yang menyukai drama korea. Meskipun demikian, banyak juga masyarakat Indonesia yang tidak menyukai jenis drama ini, dilihat dari episode yang lumayan banyak sehingga dapat menyita waktu kita, juga jenis ceritanya yang membuat orang-orang terbawa cerita. Beberapa hal yang tandai tentang drama korea: 1.       Makanan Drama korea sering sekali memberikan adegan makan. Bagaimana makan itu menjadi hal yang sangat penting di sana, setiap pemeran utama memiliki kebuntuan dalam hidupnya mereka akan makan, atau ketika mereka mendapatkan kesuksesan mereka akan pergi makan.  Hal yang ditonjolkan ketika makan ad...

Membangun Kelayakan

http://www.greenwellpoints.com/feasibility-studies/ Apa yang kita upayakan selama hidup kita tentunya akan bermuara pada sebuah tujuan. Dari kita masih kecil hingga dewasa kita selalu memiliki tujuan, dan tujuan itu yang kemudian membangkitkan kita untuk terus mengupayakan. Misal kita belajar akan kita lulus ujian. Lulus ujian adalah tujuan, dan belajar adalah upaya yang kita perjuangkan. Setelah lulus kita akan membuat tujuan baru lagi. Namun, apakah tujuan dari tujuan kita itu sendiri? Jauh dibalik yang kita sadari, sesungguhnya kita memiliki tujuan suci yaitu membangun kelayakan. Membangun kelayakan terhadap apa yang kita hadapi. Ketika kita ingin mendaftar di sebuah universitas, atau melamar beasiswa, atau melamar pekerjaan, atau bahkan melamar seseoran, kita akan bertanya pada diri kita sendir layak kah aku untuk mendapatkan ini? Kita akan berjuang mati-matian untuk layak menjadi seorang mahasiswa di universitas ternama. Kita juga akan berjuang untuk layak diterima di seb...