Langsung ke konten utama

Mencintai Proses, motivasi belajar


Banyak orang mengatakan cara agar mudah mempelajari sebuah mata kuliah adalah dengan mencintai mata kuliah itu, namun tidak sebatas itu, cara agar mudah mempelajari mata kuliah salah satunya adalah dengan mencintai proses. Yaitu segala proses yang berhubungan dalam belajar.

 Segala sesuatu yang berhubungan dengan proses tidaklah mudah, dan untuk itulah kita harus berusaha untuk mencintai proses tersebut. Mencintai proses dalam melawan rasa malas, proses mengerjakan tugas, proses untuk mengerti dan memahami materi, proses dalam mengerjakan tugas, dll. 

Tidak mudah memang, namun itulah yang harus kita nikmati dan cintai, sehingga kita dapat melewati itu semua. Segala sesuatu pastilah melalui sebuah proses, bila kita belum memahami materi, maka bersabarlah karena itu semua bagian dari proses untuk akhirnya nanti dapat dipahami, dan untuk memahaminya itulah terdapat berbagai macam proses yang juga membutuhkan proses. Ketika kita dapat melewati sebuah proses maka saat itulah kita menaiki sebuah tingkat untuk menjalani proses yang lebih sulit, begitu seterusnya.

Selain mencintai proses kita juga harus menyadari bahwa kita sebagai manusia adalah khalifah Allah di bumi, untuk itu sudah pastinya kita mengetahui bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah milik Allah, segala sesuatu yang kita punyai berasal dari Allah. Bahwa ketika kita belajar dan memahami materi tersebut maka sesungguhnya pemahaman itu berasal dari Allah, dan tidak akan didapat seberapapun kerasnya kita belajar bila Allah tidak memberikan ilmuNya dan kemudahan untuk kita memahami. 

Untuk itu, sertakanlah Allah dalam setiap kegiatan kita, dalam hal ini adalah belajar, dan sadarilah bahwa semua yang akan kita dapatkan adalah berasal dari Allah, sehingga sebelum kita belajar mintalah terlebih dahulu kemudahan dan pengetahuan kepada Allah.
  
  Belajar, bukanlah suatu proses mudah yang dapat dilalui dalam waktu yang singkat. Syaikh Az Zarnuji dalam kitab ta’lim Muta’alim mengatakan bahwa syarat menuntut ilmu (belajar) ada 6 yaitu: Kecerdasan,  semangat,  sabar,  biaya, petunjuk (bimbingan) guru dan dalam tempo waktu yang lama.

a.       Kecerdasan (dzaka)
Kecerdasan dibutuhkan dalam belajar, kecerdasan disini adalah ilmu yang diberikan Allah kepada kita, dan kita kembangkan. Jadi kecerdasan berasal dari dua arah yaitu dari Allah dan dari diri sendiri yang akar sebenarnya dari Allah tentunya.

b.      Rakus (hirsh)
Sikap kita harus rakus terhadap segala macam ilmu pengetahuan yang baik, dan mudah haus sehingga kita akan senantiasa mencari dan mencari ilmu (belajar).

c.       Sabar (Shabr)
Bahwa belajar haruslah bersabar, dan tidak mudah menyerah ketika belum memahami, boleh jadi kebelum pahaman itu dikarenakan diri kita yang belum ikhlas dalam belajar.

d.      Biaya (Bulghdh)
Dalam hal ini biaya adalah pengorbanan, bukan hanya berupa materi, namun juga pengorbanan tenaga, waktu dan pikiran.

e.       Petunjuk guru (Irsyadul ustadz)
Dalam belajar agar kita tidak tersesat maka dibutuhkan guru untuk mengarahkan dan memberikan jawaban atas segala pertanyaan kita.

f.        Waktu yang lama (thulu zaman)
Seperti yang telah disebutkan, belajar adalah proses, sehingga proses tidak bisa dengan mudah dilewati, maka belajar membutuhkan waktu yang lama agar dapat dipahami, diaplikasikan, dan disampaikan kembali.

Artikel diatas merupakan salah satu usaha untuk mengingatkan agar kita terus menerus dan tidak bosan belajar meskipun hal itu sulit atau tidak mudah.

yang penting bukanlah seberapa banyak pemberian kita, melainkan seberapa banyak cinta yang kita tanam didalamnya
madame teressa


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Malas, sudut pandang Kimia

Memang malas bisa dipelajari dari kimia? Jawabannya Ya. Tentu bisa.  Kenapa bisa begitu?  Karena manusia sendiri adalah makhluk kimia. Coba kita bedah badan kita, dari yang paling umum deh. Kita hidup butuh bernafas, nah yang kita hirup itu oksigen (O2). Senyawa kimia kan? kemudian ketika oksigen masuk ke dalam tubuh siapa yang mengikat oksigen? Darah. Iya darah. Darah itu apa sih? Kok bisa mengikat oksigen? Tentu saja darah itu senyawa kimia Struktur darah merah (sumber:sigmaaldrich.com) Nah itu baru darah. Belum yang lainnya, misal di dalam tubuh kita ada enzim.  Kalau buka kamus enzim itu biokatalisator. Katalis sendiri adalah senyawa yang berfungsi untuk mempercepat suatu reaksi, atau isitilah kerennya menurunkan energi aktivasi.  Gak perlu dijelaskan apa itu energi aktivasi karena ini bukan kuliah tentang reaksi kimia ya. Nah terus enzim itu sebenarnya apa sih kok bisa mempercepat reaksi. Enzim itu suatu protein. Protein itu setau kita kan nutrisi tub

Kenali Musuhmu

Haram Sayyidah Fathimah Al Maksumah Zhareeh Imam Khomeini Benarkah kita Husseiniyyah? Refleksi Asyura Oleh:  Mahdiya AzZahra . Bismillahirrahmanirrahim Allahumma shalli ala Muhammad wa ali Muhammad  . Siapakah musuh kita yang sesungguhnya?  Banyak dari kita saat ini saling membenci, mengumpat, melontarkan ujaran kebencian, menyindir, mencibir, bahkan mungkin dengan kata2 yang tidak pantas diucapkan oleh orang yang mengaku beragama, mencelakai, menyakiti, meneror, dsb. Agama berisi syariat yang sesuai dengan jiwa manusia dan mengantarkannya menuju kesempurnaan. . Faktanya, orang2 yang mengaku beragama justru bertolak belakang dari hakikat agama itu sendiri. Darimanakah ini semua berasal? Sesungguhnya apa dan siapa yang kita benci? Kita sebut kelompok lain adalah musuh kita. Marilah kita berpikir kembali benarkah ia musuh kita?  . Apakah ia Syimran (pembunuh Imam Hussein) ataukah ia Yazid (tuannya Syimran) atau justru ia adalah pengikut Imam Hussein. Syimran dengan jelas mengata

Rumah Imam Khomeini

Tempat Imam menyampaikan kajian Kitab-kitab karya Imam Ruangan  Pintu dalam rumah Imam Pintu depan rumah Imam Di rumah ini pertama kalinya Imam Khomeini menyuarakan perlawanannya terhadap rezim. Di rumah ini pula Imam dikepung oleh tentara rezim. Ketika para tentara itu mengepung rumah Imam, Imam mengatakan pada keluarganya, "Kalian tidak ada urusannya dengan mereka, tetaplah disini dan biarkan aku yang menghadapi mereka sendiri." Kemudian Imam keluar rumah, seketika para tentara itu gemetar karena aura sufi sang Imam, betapa mulianya Imam Khomeini hingga para tentara yang baru melih atnya saja sudah gemetar. Para tentara dengan tubuh yang masih bergetar itu akhirnya membawa Imam menuju Tehran untuk diasingkan dan sepanjang perjalanan itu pula para tentara gemetar merasakan aura Sang Sufi itu. Imam kemudian diasingkan ke Irak, Turki, dan Perancis. Rumah Imam Khomeini itu kemudian dijadikan basis perlawanan terhadap rezim hingga akhirnya r